Profil Desa Banjararjo
Ketahui informasi secara rinci Desa Banjararjo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Banjararjo, Kecamatan Ayah, Kebumen. Jelajahi potensi agraris, peran strategisnya sebagai penyangga wisata pesisir selatan Jawa, dan kedudukannya yang unik dalam kawasan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong yang mendunia.
-
Lokasi Strategis
Berfungsi sebagai gerbang dan desa penyangga utama bagi kawasan wisata pesisir selatan yang vital, terutama Pantai Menganti.
-
Basis Ekonomi Agraris
Memiliki fondasi ekonomi yang kuat di sektor pertanian, dengan padi dan kelapa sebagai komoditas andalan yang menopang kehidupan mayoritas penduduk.
-
Kawasan Geopark Bernilai Global
Menjadi bagian tak terpisahkan dari Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong, memberikan nilai tambah geologis dan potensi pengembangan geowisata yang berkelanjutan.

Desa Banjararjo, yang terletak di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menampilkan diri sebagai sebuah wilayah dengan perpaduan unik antara kekuatan agraris tradisional dan potensi pariwisata modern. Berada di jalur strategis menuju destinasi pantai ternama dan menjadi bagian dari Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong, desa ini memegang peran penting dalam konstelasi ekonomi dan pariwisata di pesisir selatan Jawa. Dengan topografi yang dinamis dan sumber daya alam yang melimpah, Banjararjo terus bergerak menuju pembangunan yang seimbang antara pelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.
Sejarah dan Latar Belakang
Meskipun catatan spesifik mengenai asal-usul penamaan "Banjararjo" tidak terdokumentasi secara luas, sejarahnya tidak dapat dipisahkan dari riwayat pembentukan komunitas agraris di wilayah Kecamatan Ayah. Kawasan ini sejak lama dikenal sebagai daerah subur yang menjadi tempat pemukiman bagi masyarakat petani dan penyadap kelapa. Nama "Banjararjo" sendiri dapat diinterpretasikan dari bahasa Jawa, di mana "Banjar" berarti barisan atau deretan, seringkali merujuk pada pemukiman atau sawah yang teratur dan "Arjo" yang berarti kemakmuran atau keselamatan. Gabungan kata ini mencerminkan harapan para pendirinya akan sebuah wilayah pemukiman yang teratur dan sejahtera. Secara historis, desa-desa di Kecamatan Ayah, termasuk Banjararjo, berkembang seiring dengan pembukaan lahan pertanian dan menjadi bagian dari jalur ekonomi yang menghubungkan kawasan perbukitan dengan pesisir Samudra Hindia. Kehidupan sosial-budaya masyarakatnya sangat dipengaruhi oleh tradisi agraris dan nilai-nilai keislaman yang kuat, yang tecermin dari banyaknya penduduk yang menempuh pendidikan di pesantren.
Kondisi Geografis dan Batas Wilayah
Desa Banjararjo merupakan salah satu dari 18 desa di wilayah administratif Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Letaknya berada di bagian selatan kabupaten, menjadikannya salah satu desa terdepan yang menghubungkan pusat kecamatan dengan kawasan objek wisata utama.Berdasarkan data profil desa, luas wilayah Desa Banjararjo mencapai sekitar 262 hektare. Wilayah ini didominasi oleh perbukitan rendah dan dataran yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, terutama sawah dan perkebunan kelapa. Secara topografis, desa ini berada pada ketinggian rata-rata 40 meter di atas permukaan laut, menciptakan iklim yang cocok untuk kegiatan pertanian sepanjang tahun.
Batas-batas wilayah Desa Banjararjo secara administratif meliputi:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Kalibangkang dan Desa Watukelir.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Buayan.
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Argopeni dan Desa Karangduwur.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Argosari.
Letak geografis ini menempatkan Banjararjo pada posisi yang sangat strategis, dilintasi oleh jalur vital yang sering digunakan oleh wisatawan menuju Pantai Menganti dan destinasi lainnya di Kecamatan Ayah, memberikan peluang ekonomi tersendiri bagi masyarakat setempat.
Demografi dan Kependudukan
Menurut data kependudukan terakhir yang tersedia dari profil desa tahun 2019, jumlah penduduk Desa Banjararjo tercatat sebanyak 2.635 jiwa. Komposisi penduduk ini terdiri dari 1.311 laki-laki dan 1.324 perempuan, menunjukkan rasio jenis kelamin yang cukup seimbang. Dengan luas wilayah 262 hektare atau 2,62 km², kepadatan penduduk Desa Banjararjo ialah sekitar 1.005 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah wilayah perdesaan, menandakan pemukiman yang terkonsentrasi di area-area tertentu. Struktur penduduknya didominasi oleh kelompok usia produktif, di mana sebagian besar menggantungkan hidupnya pada sektor-sektor informal yang berbasis sumber daya alam lokal.
Potensi Ekonomi dan Mata Pencaharian Utama
Perekonomian Desa Banjararjo ditopang oleh beberapa sektor fundamental yang saling berkaitan, dengan pertanian sebagai tulang punggung utamanya.Sektor pertanian merupakan denyut nadi ekonomi desa. Lahan persawahan yang subur menghasilkan padi sebagai komoditas pangan utama. Selain itu, perkebunan kelapa menjadi sumber pendapatan penting bagi banyak keluarga. Masyarakat lokal, khususnya para pria, banyak yang bekerja sebagai nderes, atau penyadap nira kelapa, yang kemudian diolah menjadi gula kelapa atau gula merah. Produk ini tidak hanya dipasarkan di tingkat lokal tetapi juga menjadi bagian dari rantai pasok industri gula kelapa di Kabupaten Kebumen.Kedekatan Desa Banjararjo dengan destinasi wisata unggulan seperti Pantai Menganti, Goa Jatijajar, dan pantai-pantai lainnya di Kecamatan Ayah membuka peluang besar di sektor pariwisata. Meskipun belum memiliki objek wisata yang dikelola secara mandiri, Banjararjo berfungsi sebagai desa penyangga yang krusial. Perannya terlihat dari lalu lintas wisatawan yang melintasi desa, menciptakan permintaan akan jasa pendukung seperti warung makan, toko kelontong, dan potensi pengembangan akomodasi seperti homestay. Peluang ini menjadi ceruk ekonomi baru yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan asli desa dan warganya.Seiring dengan berkembangnya sektor pertanian dan potensi pariwisata, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mulai tumbuh. Ini mencakup pengolahan hasil pertanian seperti produksi gula kelapa skala rumahan, kerajinan tangan, dan usaha kuliner. Pengembangan UMKM ini menjadi kunci untuk diversifikasi ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di luar sektor pertanian tradisional.
Pemerintahan dan Infrastruktur Desa
Penyelenggaraan pemerintahan di Desa Banjararjo dijalankan oleh seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Berdasarkan informasi dari situs resmi pemerintah desa, kegiatan administrasi dan pelayanan publik berpusat di Balai Desa Banjararjo yang beralamat di Jalan Kali Pesarean Km. 02, Dusun Blimbing. Pemerintah desa aktif dalam menyusun rencana pembangunan melalui musyawarah desa (Musrenbangdes) untuk menentukan prioritas, seperti yang terlihat dari kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).Pembangunan infrastruktur terus menjadi fokus utama. Salah satu pencapaian signifikan yakni peresmian "Jembatan Kesayangan" pada akhir November 2023 oleh Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto. Pembangunan jembatan vital yang sempat rusak akibat banjir ini merupakan hasil kolaborasi anggaran dari Pemerintah Kabupaten, pemerintah desa, CSR, dan swadaya masyarakat. Selain itu, pada tahun 2021, desa ini berhasil keluar dari status blank spot telekomunikasi dengan didirikannya menara pemancar. Keberadaan sinyal telekomunikasi yang memadai telah membuka akses informasi dan komunikasi yang lebih luas bagi warga. Infrastruktur dasar lainnya seperti jalan desa, fasilitas pendidikan (SD Negeri), dan sarana ibadah juga terus mendapatkan perhatian dalam rencana pembangunan desa.
Peran Strategis dalam Kawasan Geopark dan Pariwisata
Salah satu nilai lebih yang dimiliki Desa Banjararjo ialah lokasinya yang termasuk dalam kawasan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong. Geopark ini diakui karena memiliki warisan geologi yang luar biasa, menampilkan rekaman evolusi lempeng tektonik jutaan tahun lalu yang tersingkap di daratan. Keberadaan desa di dalam kawasan geopark memberikan tanggung jawab sekaligus peluang.Sebagai bagian dari geopark, Banjararjo memiliki potensi untuk mengembangkan konsep geowisata. Ini merupakan bentuk pariwisata yang berfokus pada edukasi mengenai warisan geologi dan budaya lokal, sambil tetap mengedepankan prinsip konservasi lingkungan. Wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam tetapi juga belajar tentang proses terbentuknya bentang alam di sekitarnya. Pemerintah desa bersama masyarakat dapat merancang paket-paket wisata edukatif, jalur trekking, atau menjadi basis bagi para peneliti dan pelajar yang ingin mempelajari keunikan geologi kawasan Ayah.Dalam sebuah pernyataan, Samingan, Kepala Desa Banjararjo, kerap menyuarakan pentingnya kolaborasi untuk pembangunan. Semangat ini relevan dalam konteks pengembangan pariwisata. Dengan bekerja sama bersama pengelola objek wisata di sekitarnya dan pemerintah kabupaten, Banjararjo dapat memperkuat posisinya sebagai desa penyangga. Misalnya, dengan menyediakan akomodasi yang layak, kuliner khas, dan oleh-oleh berbasis produk lokal seperti gula kelapa, desa ini dapat menangkap sebagian dari belanja wisatawan yang berkunjung ke Kebumen selatan.
Menuju Masa Depan yang Seimbang
Desa Banjararjo berdiri di persimpangan jalan antara tradisi dan modernitas. Kekuatan utamanya terletak pada fondasi agraris yang telah menghidupi generasi, terutama melalui pertanian padi dan perkebunan kelapa. Di sisi lain, posisinya yang strategis di gerbang pariwisata pesisir selatan dan statusnya sebagai bagian dari Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong membuka cakrawala baru yang menjanjikan.Tantangan ke depan ialah bagaimana mengelola potensi ganda ini secara sinergis dan berkelanjutan. Mengembangkan pariwisata tanpa mengorbankan lahan pertanian produktif, serta memberdayakan masyarakat lokal agar menjadi pelaku utama, bukan sekadar penonton, dalam arus pembangunan. Dengan infrastruktur yang terus membaik dan semangat kolaborasi yang kuat, Desa Banjararjo memiliki semua modal yang dibutuhkan untuk bertransformasi menjadi desa yang maju, mandiri, dan sejahtera, sambil tetap menjaga kearifan lokal dan kelestarian alamnya.